Jumat, 02 Juli 2010

Nokia Vs Sony Ericsson


1. Strategi Pemasaran Nokia

Nokia merupakan produsen ponsel dengan pangsa pasar terbesar didunia. Di tanah air, Nokia juga merupakan pemain terbesar mengungguli para pemain lainnya seperti Sony Erricson, Samsung dan LG. Lalu, bagaimana strategi pemasaran yang dijalankan oleh Nokia sehingga dia bisa menjadi penguasa pasar ponsel di tanah air?

Secara garis besar, strategi pemasaran Nokia didasarkan pada tiga faktor kunci. Yang pertama adalah mendesain beragam jenis ponsel untuk semua jenis segmen pasar. Artinya ia menjalankan strategi multi product for multi market segment. Kalau kita amati, semua kelas ponsel, mulai dari kelas low end hingga kelas high end dimasuki oleh produk Nokia. Dengan strategi ini maka Nokia bisa melakukan penetrasi ke semua lapiran pasar ponsel di tanah air.

Faktor kedua adalah desain produk yang memang menarik dan elegan. Kalau kita perhatikan hampir semua produk ponsel Nokia memiliki desain yang menarik dan relatif disukai oleh pasar. Sebagian besar ponsel Nokia memiliki jenis batangan, jenis ponsel yang memang relatif disukai oleh pengguna ponsel di tanah air. Dan bukan jenis clamshell atau keong. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang strategi pemasaran.

Selain menarik dan elegan, produk Nokia juga relatif memiliki tingkat keawetan yang bagus. Artinya ponselnya tahan banting sehingga bisa digunakan dalam waktu relatif lama.

Mengingat dinamika pasar yang makin tinggi, Nokia kini juga memperkenalkan ragam produk yang menyasar pada kebutuhan gaya hidup, misal ponsel music, ponse khusus untuk chating, ataupun ponsel yang memiliki mutu kamera yang bagus.

Tentu saja Nokia harus terus melakukan inovasi produk agar bisa terus menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia. Kalau lalai atau lamban melakukan inovasi, produknya pasti akan segera tergilas. Kita ingat dulu Motorola pernah berjaya dalam pasar ponsel di tanah air, namun sekarang meredup. Demikian juga ponsel merk Siemens, dulu sempat disukai oleh pasar, tapi sekarang hilang. Semua ini terjadi karena mereka gagal melakukan inovasi, dan terlambat melakukan perubahan untuk merespon dinamika perkembangan pasar. Agar terus berjaya, Nokia harus selalu mendesain strategi pemasaran yang akurat dan jitu.

2. Strategi Pemasaran Sony Ericsson

Setiap orang ingin dihargai. Dasar itu juga yang menjadi pertimbangan dalam setiap kegiatan, termasuk bisnis. Dalam dunia usaha penghargaan terhadap setiap individu merupakan hal penting untuk mencapai kesepakatan baik antar pengusaha dan kliennya, antara pemilik dan pegawai perusahaan, serta antara perusahaan dengan customernya. Hal itulah yang saat ini berusaha diwujudkan oleh mereka yang berkecimpung di dunia persaingan bisnis, tak terkecuali yang sifatnya global.

Mereka yang berkompetisi di tingkat global selalu berusaha menerapkan strategi komunikasi pemasaran yang selalu melibatkan analisis terhadap customer dan consumer mind-sets. Maksudnya adalah dalam menentukan setiap langkah-langkah yang disusun ataupun strategi yang digunakan, perusahaan-perusahaan tersebut akan selalu mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan customer serta konsumennya. Hal ini memang harus dilakukan karena mengingat saat ini konsumen adalah pihak yang memiliki kebebasan untuk mencari dan menggali informasi. Mereka semakin pintar, terutama dalam memilih apa yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan mereka secara maksimal. Karena itu, brand yang ada haruslah pandai-pandai melihat apa yang sekiranya dianggap memberikan keuntungan dan nilai lebih bagi konsumen.

Hal ini juga dilakukan oleh Sony Ericsson selaku brand ternama di bidang telekomunikasi. Sebagai salah satu brand yang terkemuka, Sony Ericsson selalu berusaha menampilkan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan para customernya. Hal ini terlihat dari berbagai fitur yang ditawarkan dalam berbagai varian telepon seluler yang dikeluarkannya. Berdasarkan diagram The Nexus of Marketing Strategy yang dikembangkan oleh William Cohen, terdapat sepuluh elemen yang digunakan dalam menyusun strategi di mana customer dan konsumen merupakan orientasi utamanya. Sepuluh elemen tersebut ialah Objective, Initiative, Concentration, Economy of Resources, Maneuver, Unity of Command, Coordination, Surprise, Simplicity, dan Flexibility. Salah satu elemen yang akan dibahas kali ini adalah Maneuver.

Maneuver diartikan sebagai keinginan untuk berubah, berkembang, serta beradaptasi kapanpun dan dimanapun saat dibutuhkan. Salah satu caranya ialah dengan melakukan diferensiasi produk. Seperti yang telah diketahui bahwa Sony Ericsson memiliki berbagai jenis varian produk. Dalam hal ini, maneuver yang dilakukan oleh Sony Ericson adalah dengan menggunakan pendekatan lokal dalam menciptakan produk yang dianggap sesuai dengan kebutuhan customer dan konsumennya di berbagai wilayah. Misalnya saja yang sudah sangat familiar kita kenal adalah produk walkman phone dan cyber shot-nya. Varian ini berada dalam top priorities karena mengingat bahwa customer Sony Ericsson, yang sebagian besar adalah anak muda, lebih mementingkan fitur-fitur seperti ini dalam telepon selulernya.

Contoh lain dari strategi Sony Ericsson dalam memahami mind set customer dan konsumennya dapat dilihat dari varian produk yang dikeluarkan di India. Seperti yang kita tahu bahwa India merupakan negara pengahsil film yang produktif setiap tahunnya. Masyarakatnya juga memiliki antusiasme yang tinggi terhadap kemunculan film-film baru. Hal inilah yang berusaha dilihat oleh Sony Ericsson. Di India, Sony Ericsson mengeluarkan edisi ponsel yang memungkinkan penggunanya men-download cuplikan-cuplikan film favorit mereka, terutama yang baru beredar di pasaran. Hal ini dilakukan karena melihat pangsa pasar pecinta film layar lebar yang jumlahnya sangat banyak di India. Untuk itulah Sony Ericsson menyisipkan fitur ini untuk mengakomodasi keinginan para konsumen dan customernya

3. Perbandingan Nokia dengan Sony Ericsson

Konsumen sebelum mengambil keputusan pembelian akan membentuk preferensi terhadap suatu merek. Preferensi tersebut berdasarkan atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu merek. Dengan tingkat kepentingan yang sama konsumen memiliki preferensi yang berbeda terhadap merek handphone. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana preferensi konsumen terhadap merek handphone Nokia dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan harga? (2) Bagaimana preferensi konsumen terhadap merek handphone Siemens dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan harga? (3) Bagaimana preferensi konsumen terhadap merek handphone Sony Ericsson dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan harga? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi konsumen merek Nokia, Siemens dan Sony Ericsson dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan dilihat dari atribut harga. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang pernah menggunakan handphone Nokia, Siemens, dan juga Sony Ericsson. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Berdasarkan rumus Sitepu, didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Variable penelitian ini adalah preferensi merek handphone dengan sub variabel meliputi atribut handphone yaitu teknologi handphone, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal, dan harga. Hasil penelitian menunjukkan preferensi handphone merek Nokia dengan skor lima adalah sebagai berikut teknologi handphone sangat canggih 24% (24 orang), kualitas produk yang sangat baik 14% (14 orang), kelancaran komunikasi yang sangat lancar 15% (15 orang), suara yang sangat jernih 12% (12 orang), garansi yang sangat memuaskan 9% (9 orang), sinyal yang sangat kuat 23% (23 orang), dan harga yang sangat ringan 4% (4 orang). Preferensi handphone merek Siemens dengan skor lima adalah sebagai berikut teknologi handphone sangat canggih 0% (tidak ada), kualitas produk yang sangat baik 0% (tidak ada), kelancaran komunikasi yang sangat lancar 0% (tidak ada), suara yang sangat jernih 0% (tidak ada), garansi yang sangat memuaskan 0% (tidak ada), sinyal yang sangat kuat 0% (tidak ada), dan harga yang sangat ringan 0% (tidak ada). Preferensi handphone merek Sony Ericsson dengan skor lima adalah sebagai berikut teknologi handphone sangat canggih 20% (20 orang), kualitas produk yang sangat baik 8% (8 orang), kelancaran komunikasi yang sangat lancar 0% (tidak ada), suara yang sangat jernih 20% (20 orang), garansi yang sangat memuaskan 0% (tidak ada), sinyal yang sangat kuat 5% (5 orang), dan harga yang sangat ringan 4% (4 orang). Kesimpulan yang dapat diambil adalah konsumen memilih Nokia karena atribut teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, garansi dan sinyal yang lebih baik dibandingkan Siemens dan Sony Ericsson. Konsumen menilai Siemens memiliki atribut di bawah Nokia dan Sony Ericsson. Konsumen memilih Sony Ericsson karena memiliki atribut kejernihan suara yang lebih baik dibandingkan Nokia dan Siemens. Saran yang dapat diberikan adalah Produsen handphone merek Nokia dapat mempertahankan kecanggihan teknologi yang dimiliki, kualitas produk yang baik, kelancaran komunikasi yang dimiliki, garansi dan sinyal yang baik. Produsen handphone merek Sony Ericsson dapat meningkatkan preferensi konsumen dengan atribut unggulan yaitu kejernihan suara. Produsen handphone merek Siemens hendaknya meningkatkan keseluruhan atribut yaitu teknologi handphone, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, sinyal, garansi dan harga. Selain itu Siemens perlu meningkatkan informasi mengenai produk terbaru melalui promosi yang luas yaitu melalui below the line dan Above the line. Disarankan kepada peneliti mendatang untuk lebih mengkaji ke 7 (tujuh) atribut produk terhadap keputusan pembelian untuk masing-masing merek handphone.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar