Jumat, 02 Juli 2010

Nokia Vs Sony Ericsson


1. Strategi Pemasaran Nokia

Nokia merupakan produsen ponsel dengan pangsa pasar terbesar didunia. Di tanah air, Nokia juga merupakan pemain terbesar mengungguli para pemain lainnya seperti Sony Erricson, Samsung dan LG. Lalu, bagaimana strategi pemasaran yang dijalankan oleh Nokia sehingga dia bisa menjadi penguasa pasar ponsel di tanah air?

Secara garis besar, strategi pemasaran Nokia didasarkan pada tiga faktor kunci. Yang pertama adalah mendesain beragam jenis ponsel untuk semua jenis segmen pasar. Artinya ia menjalankan strategi multi product for multi market segment. Kalau kita amati, semua kelas ponsel, mulai dari kelas low end hingga kelas high end dimasuki oleh produk Nokia. Dengan strategi ini maka Nokia bisa melakukan penetrasi ke semua lapiran pasar ponsel di tanah air.

Faktor kedua adalah desain produk yang memang menarik dan elegan. Kalau kita perhatikan hampir semua produk ponsel Nokia memiliki desain yang menarik dan relatif disukai oleh pasar. Sebagian besar ponsel Nokia memiliki jenis batangan, jenis ponsel yang memang relatif disukai oleh pengguna ponsel di tanah air. Dan bukan jenis clamshell atau keong. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang strategi pemasaran.

Selain menarik dan elegan, produk Nokia juga relatif memiliki tingkat keawetan yang bagus. Artinya ponselnya tahan banting sehingga bisa digunakan dalam waktu relatif lama.

Mengingat dinamika pasar yang makin tinggi, Nokia kini juga memperkenalkan ragam produk yang menyasar pada kebutuhan gaya hidup, misal ponsel music, ponse khusus untuk chating, ataupun ponsel yang memiliki mutu kamera yang bagus.

Tentu saja Nokia harus terus melakukan inovasi produk agar bisa terus menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia. Kalau lalai atau lamban melakukan inovasi, produknya pasti akan segera tergilas. Kita ingat dulu Motorola pernah berjaya dalam pasar ponsel di tanah air, namun sekarang meredup. Demikian juga ponsel merk Siemens, dulu sempat disukai oleh pasar, tapi sekarang hilang. Semua ini terjadi karena mereka gagal melakukan inovasi, dan terlambat melakukan perubahan untuk merespon dinamika perkembangan pasar. Agar terus berjaya, Nokia harus selalu mendesain strategi pemasaran yang akurat dan jitu.

2. Strategi Pemasaran Sony Ericsson

Setiap orang ingin dihargai. Dasar itu juga yang menjadi pertimbangan dalam setiap kegiatan, termasuk bisnis. Dalam dunia usaha penghargaan terhadap setiap individu merupakan hal penting untuk mencapai kesepakatan baik antar pengusaha dan kliennya, antara pemilik dan pegawai perusahaan, serta antara perusahaan dengan customernya. Hal itulah yang saat ini berusaha diwujudkan oleh mereka yang berkecimpung di dunia persaingan bisnis, tak terkecuali yang sifatnya global.

Mereka yang berkompetisi di tingkat global selalu berusaha menerapkan strategi komunikasi pemasaran yang selalu melibatkan analisis terhadap customer dan consumer mind-sets. Maksudnya adalah dalam menentukan setiap langkah-langkah yang disusun ataupun strategi yang digunakan, perusahaan-perusahaan tersebut akan selalu mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan customer serta konsumennya. Hal ini memang harus dilakukan karena mengingat saat ini konsumen adalah pihak yang memiliki kebebasan untuk mencari dan menggali informasi. Mereka semakin pintar, terutama dalam memilih apa yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan mereka secara maksimal. Karena itu, brand yang ada haruslah pandai-pandai melihat apa yang sekiranya dianggap memberikan keuntungan dan nilai lebih bagi konsumen.

Hal ini juga dilakukan oleh Sony Ericsson selaku brand ternama di bidang telekomunikasi. Sebagai salah satu brand yang terkemuka, Sony Ericsson selalu berusaha menampilkan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan para customernya. Hal ini terlihat dari berbagai fitur yang ditawarkan dalam berbagai varian telepon seluler yang dikeluarkannya. Berdasarkan diagram The Nexus of Marketing Strategy yang dikembangkan oleh William Cohen, terdapat sepuluh elemen yang digunakan dalam menyusun strategi di mana customer dan konsumen merupakan orientasi utamanya. Sepuluh elemen tersebut ialah Objective, Initiative, Concentration, Economy of Resources, Maneuver, Unity of Command, Coordination, Surprise, Simplicity, dan Flexibility. Salah satu elemen yang akan dibahas kali ini adalah Maneuver.

Maneuver diartikan sebagai keinginan untuk berubah, berkembang, serta beradaptasi kapanpun dan dimanapun saat dibutuhkan. Salah satu caranya ialah dengan melakukan diferensiasi produk. Seperti yang telah diketahui bahwa Sony Ericsson memiliki berbagai jenis varian produk. Dalam hal ini, maneuver yang dilakukan oleh Sony Ericson adalah dengan menggunakan pendekatan lokal dalam menciptakan produk yang dianggap sesuai dengan kebutuhan customer dan konsumennya di berbagai wilayah. Misalnya saja yang sudah sangat familiar kita kenal adalah produk walkman phone dan cyber shot-nya. Varian ini berada dalam top priorities karena mengingat bahwa customer Sony Ericsson, yang sebagian besar adalah anak muda, lebih mementingkan fitur-fitur seperti ini dalam telepon selulernya.

Contoh lain dari strategi Sony Ericsson dalam memahami mind set customer dan konsumennya dapat dilihat dari varian produk yang dikeluarkan di India. Seperti yang kita tahu bahwa India merupakan negara pengahsil film yang produktif setiap tahunnya. Masyarakatnya juga memiliki antusiasme yang tinggi terhadap kemunculan film-film baru. Hal inilah yang berusaha dilihat oleh Sony Ericsson. Di India, Sony Ericsson mengeluarkan edisi ponsel yang memungkinkan penggunanya men-download cuplikan-cuplikan film favorit mereka, terutama yang baru beredar di pasaran. Hal ini dilakukan karena melihat pangsa pasar pecinta film layar lebar yang jumlahnya sangat banyak di India. Untuk itulah Sony Ericsson menyisipkan fitur ini untuk mengakomodasi keinginan para konsumen dan customernya

3. Perbandingan Nokia dengan Sony Ericsson

Konsumen sebelum mengambil keputusan pembelian akan membentuk preferensi terhadap suatu merek. Preferensi tersebut berdasarkan atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu merek. Dengan tingkat kepentingan yang sama konsumen memiliki preferensi yang berbeda terhadap merek handphone. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana preferensi konsumen terhadap merek handphone Nokia dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan harga? (2) Bagaimana preferensi konsumen terhadap merek handphone Siemens dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan harga? (3) Bagaimana preferensi konsumen terhadap merek handphone Sony Ericsson dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan harga? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi konsumen merek Nokia, Siemens dan Sony Ericsson dilihat dari atribut produk (teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal) dan dilihat dari atribut harga. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang pernah menggunakan handphone Nokia, Siemens, dan juga Sony Ericsson. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Berdasarkan rumus Sitepu, didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Variable penelitian ini adalah preferensi merek handphone dengan sub variabel meliputi atribut handphone yaitu teknologi handphone, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, garansi, sinyal, dan harga. Hasil penelitian menunjukkan preferensi handphone merek Nokia dengan skor lima adalah sebagai berikut teknologi handphone sangat canggih 24% (24 orang), kualitas produk yang sangat baik 14% (14 orang), kelancaran komunikasi yang sangat lancar 15% (15 orang), suara yang sangat jernih 12% (12 orang), garansi yang sangat memuaskan 9% (9 orang), sinyal yang sangat kuat 23% (23 orang), dan harga yang sangat ringan 4% (4 orang). Preferensi handphone merek Siemens dengan skor lima adalah sebagai berikut teknologi handphone sangat canggih 0% (tidak ada), kualitas produk yang sangat baik 0% (tidak ada), kelancaran komunikasi yang sangat lancar 0% (tidak ada), suara yang sangat jernih 0% (tidak ada), garansi yang sangat memuaskan 0% (tidak ada), sinyal yang sangat kuat 0% (tidak ada), dan harga yang sangat ringan 0% (tidak ada). Preferensi handphone merek Sony Ericsson dengan skor lima adalah sebagai berikut teknologi handphone sangat canggih 20% (20 orang), kualitas produk yang sangat baik 8% (8 orang), kelancaran komunikasi yang sangat lancar 0% (tidak ada), suara yang sangat jernih 20% (20 orang), garansi yang sangat memuaskan 0% (tidak ada), sinyal yang sangat kuat 5% (5 orang), dan harga yang sangat ringan 4% (4 orang). Kesimpulan yang dapat diambil adalah konsumen memilih Nokia karena atribut teknologi, kualitas produk, kelancaran komunikasi, garansi dan sinyal yang lebih baik dibandingkan Siemens dan Sony Ericsson. Konsumen menilai Siemens memiliki atribut di bawah Nokia dan Sony Ericsson. Konsumen memilih Sony Ericsson karena memiliki atribut kejernihan suara yang lebih baik dibandingkan Nokia dan Siemens. Saran yang dapat diberikan adalah Produsen handphone merek Nokia dapat mempertahankan kecanggihan teknologi yang dimiliki, kualitas produk yang baik, kelancaran komunikasi yang dimiliki, garansi dan sinyal yang baik. Produsen handphone merek Sony Ericsson dapat meningkatkan preferensi konsumen dengan atribut unggulan yaitu kejernihan suara. Produsen handphone merek Siemens hendaknya meningkatkan keseluruhan atribut yaitu teknologi handphone, kualitas produk, kelancaran komunikasi, kejernihan suara, sinyal, garansi dan harga. Selain itu Siemens perlu meningkatkan informasi mengenai produk terbaru melalui promosi yang luas yaitu melalui below the line dan Above the line. Disarankan kepada peneliti mendatang untuk lebih mengkaji ke 7 (tujuh) atribut produk terhadap keputusan pembelian untuk masing-masing merek handphone.

Company Profile PT. Sinar Sosro


1. Sejarah bisnis

SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta. awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang. Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.

2. Pendiri PT.Sinar Sosro

· Generasi Pertama (Pendiri Grup Sosro) :

Bapak Sosrodjojo (Alm.)

· Generasi Kedua :

Bapak Soemarsono Sosrodjojo (Alm.)

Bapak Soegiharto Sosrodjojo

Bapak Soetjipto Sosrodjojo

Bapak Surjanto Sosrodjojo

Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu Bapak Sosrodjojo atau dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga

3. Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan :

PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A

PT. GUNUNG SLAMAT, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu dan Teh Berko
PT. GUNUNG SLAMAT mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand Award 2008 untuk kategori Teh Celup

4. Sertifikat dan penghargaan award

Sebagai bukti, SOSRO selalu menjaga 3K dan RL (Peduli terhadap KUALITAS, KEAMANAN, KESEHATAN, serta RAMAH LINGKUNGAN), SOSRO mendapatkan penghargaan Sertifikat dan Award antara lain sebagai berikut :
SERTIFIKAT yang telah diterima PT. SINAR SOSRO :
a. Sertifikat ISO 9000:2000, yaitu sertifikat system management mutu untuk menjamin kualitas pengolahan dan hasil produk.

b. Sertifikat ISO 14.000, yaitu sertifikat system lingkungan untuk menjamin keamanan lingkungan

c. Sertifikat HALAL, yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan & Kosmetika MUI) bekerjasama dengan Departemen Agama, BPPOM dan Balai POM Daerah untuk menjamin kehalalan bahan baku, proses dan produknya.

d. Sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia), dikeluarkan oleh lembaga Sertifikasi Produk Departemen Perindustrian

e. Sertifikasi HACCP, yaitu sertifikat system management keamanan makanan untuk menjamin produk yang aman bagi konsumen.

f. Sertifikat HIGIENE and SANITARY, sebagai salah satu persyaratan untuk eksport yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat & Makanan.

5. Produk PT.Sinar Sosro

a. Teh Botol Sosro

Salah satu produk unggulan PT. SINAR SOSRO adalah Tehbotol Sosro kemasan botol beling atau sering disebut RGB (Returnable Glass Bottle). Tehbotol Sosro kemasan botol beling merupakan produk teh siap minum yang pertama di Indonesia dan di Dunia yang sudah diluncurkan sejak Tahun 1974.

Salah satu produk membanggakan itu adalah Teh Botol Sosro.
Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya dilihat dari aspek pemasaran cukup unik. Sosro,dalam beberapa hal, telah mengabaikan hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro hadir, ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol sepert yang dilakukan sosro saat ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.

Sosrodjojo, pendiri perusahaan sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide kemasan botol berasal dari pengalaman tes cicip (on place test) di pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung meninggalkan tempat. Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapu cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya sosro mencoba untuk memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Beranglkat dari itu merekaberpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen.

Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki sosro . Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).

Tentu saja merubah kebiasaan tak semudah membalik telapak tangan . Pada masa-masa awal peluncurannya, teh botol sosro tidak banyak dilirik oleh konsumen. Mereka justru menganggap aneh produk ini karena kemasan botol dan penyajian dinginnya. Namun sosro tidak patah arang. Perusahaan ini terus mengedukasi pasarnya melalui iklan-iklan di berbagai media dan promosi-promosi on the spot. Perlahan tapi pasti produk teh botol sosro mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Terlebih ketika slogan "Apapun makannya, minumnya teh botol sosro" di munculkan.

Keunikan kedua dari metode pemasaran teh botol sosro adalah pada kekakuan dari produk itu sendiri. Sesuai teori pemasaran, konsumen secara alami mengalami perubahan atribut kepuasan seiring berjalannya waktu. Perubahan itu dapat disebabkan karena gaya hidup, kondisi ekonomi, atau kecerdasan yang maik meningkat. Seiring perubahan pasar itu harusnya produk yang dipasarkan harus menyesuaikan dan mengikuti tren yang ada. Namun yang terjadi pada produk teh inovatif ini justru kebalikan. Semenjak diluncurkan pada tahun 1970, produk teh botol sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak mengalami perubahan sama sekali. Bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tak bergeming. Alih-alih merubah produknya, dengan cerdas sosro justru melakukan counter branding dengan mengeluarkan produk S-tee dengan volue yang lebih besar..

Sekelumit kisah sukses sosro itu memberi pelajaran pada kita betapa pemasaran tidak hanya sekedar ilmu yang eksak. Faktor knowledge terkadang hanya memberi kontribusi kecil pada kesuksesan produk kita ketika dipasarkan. Faktor sisanya adalah seni dan intuisi yang dapat memandu para pemasar mencapai hasil yang di luar dugaan. Gabungan antara ketiganya lah yang dapat menghasilkan seorang pemasar yang jenius dan berpikir di luar kebiasaan yang Anda. Mungkin tidak banyak orang seperti itu di dunia ini, tapi mungkin juga dari jumlah yang sedikit itu ternyata Anda lah salah satunya

Untuk memenuhi kebutuhan pecintanya dimanapun berada, Tehbotol Sosro dengan inovasinya sampai dengan tahun 2008 ini telah memiliki banyak pilihan kemasan produk yaitu :

- Kemasan botol beling (Returnable Glass Bottle) dengan volume 220ml

- Kemasan kotak (Tetra Pak) dengan volume 1liter, 250ml, 200ml

- Kemasan pouch dengan volume 230ml

Inovasi terbaru dari produk Tehbotol Sosro adalah Tehbotol Sosro Less Sugar yang telah diluncurkan pada tanggal 20 Agustus 2008. Produk ini tersedia dalam kemasan PET volume 500ml dan kemasan kotak (Tetra Pak) volume 250ml.

b. Fruittea Sosro




Fruit Tea Sosro hadir dalam beberapa jenis kemasan yakni :

- Kemasan Botol Beling (Returnable Glass Bottle) dengan ukuran 235ml

- Kemasan Genggam (Tetra Pak) dengan volume 200ml

- Kemasan Kaleng (Can) dengan volume 318ml

- Kemasan Botol Plastik atau PET (Poly Ethylene) dengan volume 500ml

- Kemasan Pouch dengan volume 230ml

c. Sosro Joy Green Tea

Sosro Joy Green Tea adalah produk terbaru dari PT. SINAR SOSRO yang diluncurkan pada tanggal 26 Oktober 2007. Salah satu bahan dasar produk ini adalah Teh Hijau atau Green Tea, dimana Teh Hijau juga mengandung Antioksidan yang berguna untuk kesehatan.
Saat ini Sosro Joy Green Tea hadir dalam kemasan botol beling (Returnable Glass Bottle) dengan volume 234ml dan kemasan botol plastik atau PET volume 500ml dengan 2 pilihan rasa yaitu :

- Jasmine Green Tea atau disebut COZY

- Honey Lemon-Green Tea atau disebut CHEERFUL

Seperti produk Tehbotol Sosro dan Fruit Tea Sosro, untuk Sosro Joy Green Tea pun juga telah melakukan aktivitasnya di ATL (Above The Line) dan BTL (Below The Line).

-




Strategi Marketing Produk Pond’s


Dalam menjaga persaingan dan terus mempertahankan pangsa pasar, setiap produk tidak terkecuali Pelembab Pond’s White Beauty dan perusahaan harus terus dapat meningkatkan kualitas produk dan ekuitas merek (brand equity). Kondisi ini disamping sebagai upaya pengembangan pasar, juga sebagai nilai daya saing terhadap produk-produk baru yang muncul tidak terduga. Karena itu brand equty yang meliputi loyalitas merek, kesadaran merek, kualitas merek dan kesan merek harus tetap diciptakan dalam mempertahankan dan meningkatkan
keputusan pembelian konsumen. Artikel ini mengetengahkan strategi marketing yang dilakukan PT. Unilever Indonesia dalam produk Pond’s dengan menciptakan problem recognition pada pangsa pasar Indonesia. Research & Consulting yang dilakukan pada tahun 2007, menunjukan bahwa remaja berusia 13-18 tahun memang mengetahui dan menyukai produk Pond’s. Informasi yang diperoleh dari survei yang dilakukan terhadap 1,000 orang remaja putri tesebut memaparkan bahwa 40% menyatakan mengetahui tentang produk Pond’s dan sebanyak 18% menyatakan menyukai merek Pond’s. Menanggapi hasil survei tersebut manajemen Unilever Indonesia mengungkapkan sesungguhnya formula Pond’s (pembersih dan pelembab) memang tepat untuk karakter kulit remaja di Indonesia yang merupakan daerah tropis, sehingga cenderung berminyak. Melalui strategi promosinyaPond’s mencoba mengaktifkan pengenalan masalah kepada remaja putri mengenai pentingnya menjaga dan merawat kecantikan kulit sejak dini. Karena dengan berawal dari memiliki kulit yang cantik, dianggap akan menambah rasa percaya diri remaja sehingga mereka merasa bahwa eksistensi mereka diakui, contohnya seperti diterima dan lebih percaya diri dalam pergaulan, lebih optimis dalam mencapai prestasi gemilang, serta yang paling indah di masa remaja adalah dapat menarik perhatian lawan jenis dan mendapatkan cinta. Cerita cinta (romance) adalah topik yang sangat relevan dalam kehidupan remaja. Karena itu, apabila diperhatikan dengan seksama di iklan- iklanPond’s ada sisipan pesan emosional yang berhubungan dengan romantika atau cinta agar menjadi lebih relevan terhadap audience-nya yang memang merupakan remaja. Secara positioning Pond’s (pembersih dan pelembab) berada pada target market remaja putri yang belum independent secaraincom e, sehingga harganya pun mempunyairange yang pas terhadap setiap income level (mass maupun semi-premium). Dalam artikel disebutkan bahwa kunci sukses Unilever Indonesia pada setiap produknya adalah selalu berpicu kembali terhadap kebutuhan konsumen, dan up date
dengan cara-cara baru dalam menggapai konsumen. Remaja Indonesia khususnya remaja putri mempunyai karakteristik kulit yang berbeda dengan wanita di negara-negara Eropa atau Amerika. Kecenderungan remaja mempunyai kulit yang berminyak Perlu memahami pentingnya perawatan kulit dalam meningkatkan kepercayaan diri. Menjawab kebutuhan tersebut, pihak uniliver meluncurkan produkPond’s menawarkan produk dengan fungsi yang dapat mempertahankan kelembaban kulit tanpa membuatnya menjadi berminyak, membuat kulit lebih bersih dan cerah.

1. Desired State

Remaja putri ingin senantiasa tampil cantik. Mengapa ingin cantik? Kecantikan diyakini oleh remaja putri dapat memberikan rasa percaya diri sehingga dapat memberikan akses kepada mereka untuk dapat lebih berani mengekspresikan potensi mereka dalam mencapai prestasi. Faktor lainnya adalah karena pada usia belia ini remaja putrid sudah mulai mengenal kehidupan romantika atau dengan kata lain mencari solusi bagaimana cara untuk menarik perhatian lawan jenis. Perawatan kecantikan dengan biaya yang dapat dijangkau oleh kalangan remaja. Sebagian besar remaja secara financial masih bergantung pada orang tua mereka, karena masih duduk di bangku sekolah atau kuliah mereka belum bekerja atau memiliki penghasilan.

2. Actual State

Remaja putri mempunyai banyak masalah kulit. Memasuki usia remaja manusia melewati fase biologis berpengaruh pada faktor hormonal, diantaranya berakibat pada berubahnya berubahnya karakter kulit menjadi lebih sensifif berminyak, dan mudah sekali berjerawat. Untuk tampil cantik, memerlukan biaya perawatan yang sangat mahal, sedangkan secara financial mereka masih sangat bergantung pada orang tua.

3. Alternative Solusi

Unilever Indonesia memberikan solusi untuk menjawab masalah tersebut. MenciptakanPond’s yaitu produk perawatan kulit yang memiliki beberapa jenis produk yang sesuai dengan karakter kulit menurut usai konsumen. Untuk pangsa pasar remaja remaja Pond’menciptakan Pond’s Pembersih dan Pond’s Pelembab yang formulanya mengandung vanishing base yang mudah diserap kulit dan sesuai dengan karakter kulit wajah wanita di daerah tropis. Produk tersebut dipasarkan dengan harga yang relatif terjangkau bagi segmenremaja dan proses distribusi dilakukanmenggunakan jalur distribusi Unilever Indonesia sebagai produsencons um ergoods yang telah memiliki jaringan distribusi yang kuat di seluruh Indonesia., sehingga produkPond’s mudah didapatkan di mana-mana dengan harga yang terjangkau.

4. Karakteristik Produk

· Memiliki harga range yang pas untuksetiap level income.

· Dijual dalam kemasan yang menarik,higienis dan tersedia dalam beberapa pilihan kapasitas/volume

· Tersedia dalam beberapa pilihan produk yang disesuaikan dengan jenis kulit konsumen Produk Pembersih Pond’s : Anti- bacterial facial scrub, Perfect care shake clean, White beauty facial foam, White beauty milk toner, White beauty shake clean. Prouduk Pelembab Pond’s: Oil control lightening moisturizer, Ponds white beauty detox FormulaPond’s mengandung Solusi Pengendalian MinyakPond’s dengan Vitamin B3nya, bahan pengurang minyak, triclosan dan tabir surya membantu mengurangi dan mengendalikan kelebihan minyak pada kulit anda. Produk ini juga membantu untuk menghidupkan kembali sel-sel mati dan mencegah timbulnya jerawat sehingga anda dapat tampil segar setiap hari. Sedangkan dalam Produk Pemutih KulitPond’s bukan hanya sekedar menjadikan kulit wanita menjadi putih, namun juga membuat kulit berkilau cerah. Pond’s White Beauty memiliki vitamin B3, B6, E dan C sebagai penghilang racun, yang menetralisir noda-noda penyebab flek hitam,
mengurangi penumpukan zat melanin, sehingga membuat kulit menjadi halus, bersih dan cerah.

Strategi Marketing Strategi promosi yang dilakukan oleh Unilever Indonesia pada ProdukPond’s
adalah: Gencar dalam beriklan dan mengadakan event Activating Problem Recognition, dengan melakukan aktivitas promosi bellow the line maupun above the line. Sekuel iklan untuk membangun brand awareness pasar terhadap produkPond’s dan menciptakan preferensi merek bagi konsumen yang ingin membeli produk kosmetika Pembersih dan Pelembab agar memilihPond’s Membangkitkan emosi konsumen dengan tema cinta. Karena tema cinta dan romantika dekat dengan kehidupan remaja. Differensiasi produk sesuai dengan kebutuhan yang lebih spesifik. ProdukPond’s yang beredar dipasaran pada saat ini adalah: Produk Pembersih Pond’s : Anti-bacterial facial scrub, Perfect care shake clean, White beauty facial foam, White beauty milk toner, White beauty shake clean Prouduk Pelembab Pond’s: Oil control lightening moisturizer, Ponds white beauty detox . Melalui strategi yang dilancarkan tersebut hasil yang didapatkan menurut survey adalah bahwa Pond’s Merupakan produk kosmetik yang paling diminat konsumen dengan pangsa pasar terbesar yaitu 18%. Strategi Promosi Setelah Unilever Indonesia berhasil mengaktifasi problem recognition pada konsumen remaja
Pada saat ini dunia bisnis mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat pesat, baik pasar lokal maupun pasar internasional, kemajuan yang pesat diberbagai bidang mendorong munculnya dunia bisnis yang cukup besar. Sehingga pada era globalisasi seperti saat ini semakin banyak perusahaan yang bergerak dibidang jasa sehingga menjadikan persaingan semakin ketat dan seakan tanpa batas, yaitu perkembangan ekonomi yang semakin bebas dimana persaingan dalam pemasaran antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya juga semakin kompetitif.